Tuesday, February 14, 2012

Posted by Unknown On 5:22 AM
Jika nantinya saya berwiraswasta, saya ingin menjadi wirausahawan seperti Rasulullah. Jujur dan amanah dalam berdagang. Itulah keinginan saya. 
Dalam lingkungan keluarga, mungkin ada satu cerita tentang salah satu anggota keluarga saya dalam berwiraswasta. Sebut saja HS, dia anak kedua dari dua bersaudara. Ibunya adalah seorang penjual baju keliling dengan sepeda dari kampung ke kampung. HS sendiri hanya mengantongi ijazah SD dikarenakan suka membolos sekolah yang kemudian diberhentikan sekolah oleh kedua orang tuanya. Bukan hanya itu perilaku kurang baik HS, HS juga sering berjudi disebuah komplek perjudian di kampungnya.
Singkat cerita HS diberi modal oleh ibunya untuk berdagang perabotan rumah tangga keliling menggunakan sepeda. Pada awalnya HS mendapatkan untung yang lumayan dari usahanya tersebut, namun kebiasaannya berjudi membuat penghasilan tersebut menjadi sia-sia.
Pada suatu ketika ibunya terkena serangan jantung yang diakibatkan sengatan listrik ketika dia sedang menyetrika baju. Ibunya pun berobat kesana-kemari namun tidak ada hasil yang signifikan dari kesehatannya, tak jarang ibunya tetap memaksakan berjualan walaupun kondisinya saat itu kurang baik. Hingga pada akhirnya sang ibu pun menghembuskan nafas terakhirnya.
Penyesalan, mungkin yang HS rasakan. Mulai saat itu ia terus berdagang perabot rumah tangga keliling dengan sepedanya dan tidak lagi terjerumus dalam perjudian. Bertahun-tahun usahanya itu terus dia geluti dengan bermodalkan kaki-kakinya mengayuh sepeda. Sikapnya yang jujur dan amanah dalam berdagang membuat usahaya semakin meningkat, dari sepeda dia beralih menggunakan sepeda motor dalam berdagang. Tidak hanya itu, dia juga sudah mendapatkan banyak pelanggan tetap.
Hingga sekarang, berkat keuletannya tersebut dia sudah mempunyai sebuah mobil pickup yang dia sewakan untuk mengangkut barang, dan sebuah mobil carry untuk mengangkut orang-orang yang ingin bepergian.

0 comments:

Post a Comment